Kamis, 16 Juni 2011

Pengacara Akhirat

PENGACARA MANUSIA DI HADAPAN MAHKAMAH ALLAH
Sahabat-sahabatku, cobalah dengarkan aliran air yang mengalir penuh ketenangan, suara burung yang berkicau dengan merdu menghiasi musik alamiah. Desiran angin yang berhembus pelan melakukan tugasnya untuk membuat proses fotosintesa tumbuhan terjadi. Tumbuh-tumbuhan yang ta’dzim terhadap titah Al-Khaliq yang telah menentukan. Mereka tumbuh tanpa membantah secuil pun. Semuanya berjalan begitu rapi dan semua membuat alam raya ini demikian indah. Kenapa semua itu bias terjadi sedemikian sempurnanya? Burung tak pernah berhenti berkicau, air tak pernah berhenti mengalir dengan sendirinya. Pohon dan segala macam tumbuhan tak pernah bosan untuk tumbuh dan tumbuh. Maha Suci Allah yang menata alam ini menjadi sebuah pemandangan yang sangat indah. Kemudian lukisan Ilahiyah ini menjadi inspirasi manusia yang kian hari kian bertambah kecongkakannya. Kecongkakan manusia untuk mengekploitir alam ini tanpa peduli apa yang sedang dilakukan oleh alam terhadap Tuhannya.
Tahukah Anda, sahabat-sahabatku, apa yang sesungguhnya selalu dilakukan oleh alam setiap detiknya? Coba renungkanlah, tanpa kita tahu dan tanpa kita pahami bahasa mereka, sejatinya alam raya ini setiap saat bertasbih kepada Allah. Mereka memuji serta mensucikan kebesaran Allah dengan cara mereka masing-masing sesuai dengan ketetapan Rab semesta alam yang telah menciptakan mereka. Tak pernah sekalipun mereka mencari popularitas atas untaian tasbih yang mereka rangkai. Mereka ikhlas bersujud kepada Allah dengan cara mereka masing-masing. Bahkan manakala manusia memperlakukan mereka secara semena-mena, mereka tetap bertasbih. Dengan tasbihnya air tak pernah melakukan tindakan sembrono terhadap tuhannya dengan enggan mengalir. Burung tak pernah tiba-tiba membisu. Pohon dan segala macam jenis tumbuhan tak pernah melakukan demonstrasi mogok tumbuh pada tanah yang disuburkan oleh Allah. Semuanya patuh terhadap perintah Allah, Dzat yang mengatur alam dan tata surya ini. Hingga karena kepatuhannya itu, mereka tidak membutuhkan pembelaan apapun di hadapan Tuhannya ketika manusia menganggap alam ini kejam dengan terjadinya bencana dan malapetaka yang menewaskan nyawa manusia. Alam akan berkata kepada Tuhannya, bukan salah kami jika manusia terkena bencana karena kami. Mereka sendirilah yang telah mengganggu ketenangan dan kekhusyuan kami dalam bertasbih kepada Mu, ya Allah.
Sabahat-sahabatku, luangkan waktu Anda sejenak dan bertafakurlah. Kita adalah makhluk Allah, bagian dari alam raya ini. Tidak seperti alam lainnya, manusia adalah bagian alam yang sangat membutuhkan pembelaan atas kesalahan yang kita lakukan ketika terjadi peradilan Allah terhadap seluruh makhluk Nya kelak di hari pembalasan. Hewan, air, pohon, langit, bumi, matahari, bulan dan lain sebagainya tidak akan ditanya di hadapan mahkamah Allah, siapa yang akan membelanya untuk menyelamatkan dirinya dari adzab Allah. Tetapi manusia, kita semuanya akan ditanya Allah, apa yang akan dapat menyelamatkan dirimu dari kobaran api neraka Ku? Katakanlah siapakah dia? Kemudian Allah akan cari pembela kita yang pertama. Kata Allah, “Apakah pengacaramu yang akan membela kesalahanmu mampu membebaskan dirimu dari dosa yang telah engkau perbuat selama engkau menempati alam, hamba Ku yang selalu patuh bertasbih?”
Tahukah engkau wahai sahabat-sahabatku, siapakah pengacara yang pertama kali akan diperiksa Allah kelak di mahkamah Nya yang Maha Adil? Sebelum Anda saya ajak untuk mengenal pengacara kita kelak di hadapan Allah, sejenak kita baca bersama satu do’a yang terkandung di dalam shalat yang setiap hari kita diperintahkan untuk mendirikannya. Yaitu: Inni wajahtu wajhiya lilladziy fatharas samaawaati wal ardli, haniifan musliman wamaa ana minal musyrikin. Innas shalaati wa nusuuki wa mahyaaya wama maati lillaahi rabbil ‘aalamiin. Laa syarika lahu wa bidaalika umirtu wa ana minal muslimin. (Ya Allah, sesungguhnya aku hadapkan wajahku hanya kepada Tuhan yang meninggikan langit dan menghamparkan bumi, kami berserah diri dengan lurus dan sungguh kami bukanlah orang yang termasuk mensekutukan ENgkau. Karena sesungguhnya shalat yang kami dirikan, ibadah yang kami lakukan, hidup yang kami nikmati dan mati yang kami alami adalah hanya dan hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi Mua ya Allah, sesungguhnya kami termasuk orang yang berserah diri sebagai muslim.)
Sekarang, Adakah terbersit satu gambaran tentang siapa yang akan jadi pengacara Anda kelak di hari peradilan Allah setelah membaca do’a ini? Nah, hayatilah dengan kejujuran sahabat-sahabatku semua. Kenapa perintah shalat bukan melaksanakan, tetapi malah dengan kalimat mendirikan. Seperti layaknya mendirikan sebuah bangunan? Sahabat-sahabatku semua, ternyata inilah maksud Allah yang memerintahkan kita dengan kalimat mendirikan shalat. Karena shalat kita kelak akan menjadi pengacara kita satu-satunya yang menjadi pembela utama di muka mahkamah agung Nya.
Pengacara, sebagaimana kita fahami di peradilan dunia ini adalah sosok seorang yang dapat melakukan pembelaan terhadap seorang terdakwa di muka hakim. Andaikata Anda dalam sebuah persidangan telah benar-benar terbukti bersalah dan hakim telah menjatuhkan vonis hukuman bagi Anda, dengan adanya seorang pengacara yang mendampingi Anda, maka Anda akan mendapatkan pembelaan, agar kesalahan itu dihapuskan. Atau minimal hakim mengurangi vonis hukumannya untuk Anda. Inilah fungsi seorang pengacara. Demikian pulalah yang terjadi di muka peradilan Allah kelak. Meskipun kita telah nyata-nyata sebagai hamba banyak melakukan kesalahan dan dosa semasa di dunia, jika pengacara yang mendampingi kita mampu melakukan pembelaan di hadapan Allah, maka vonis hukuman neraka bagi kita akan dihapuskan oleh Allah, hakim yang Maha Adil. Atau paling tidak Allah akan ringankan hukumannya.
Sahabatku, rupanya pengacara kita ternyata berwujud shalat. Sang pengacara kita di akhirat adalah shalat yang kita dirikan. Kelak, shalat akan mendampingi kita manakala Allah menghadapkan kita ke muka pengadilan Nya. Itulah kenapa perintah shalat lebih dengan kalimat ‘mendirikan’ dan bukan sekedar melaksanakan. Karena ternyata Allah berkehendak menciptakan dan mempersiapkan shalat sebagai mahluk Nya yang siap membela kita di hadapan Nya kelak. Bagaimana shalat akan melakukan pembelaan terhadap kita di hadapan Qadli Yang Maha Adil? Sahabat-sahabatku, kenalilah calon pengacara Anda. Kenalilah shalat Anda. Dirikanlah dengan kekokohan agar ia mampu berdiri tegar di hadapan Allah dan mengatakan bahwa kita adalah hamba Nya yang muslim dan senantiasa berserah diri dengan lurus kepadanya. Shalat yang kita dirikan dengan kehendak Allah, akan mengatakan, “Klien hamba ini telah membaguskan hamba dalam mendirikan. Dia adalah hamba yang berserah diri hanya kepada Mu. Dia tidak berusaha mensekutukan Engkau, meskipun sekali waktu dia melakukan kesalahan dan dosa, tetapi apa yang dilakukannya itu adalah karena kebodohannya saja, bukan sebuah kesengajaan. Karena itu, hamba mohon ampunilah kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya. Karena semua yang dia lakukan, shalatnya, ibadahnya, bahkan hidup dan matinya sebagaimana dia ungkapkan manakala mendirikan hamba, sesungguhnya hanya untuk Engkau, ya Allah.” Begitulah pembelaan shalat di hadapan Allah.
Dari sinilah, sahabat-sahabtku. Tampaknya kita harus berusaha mengenal dan membangun dirikan shalat kita agar menjadi pengacara yang handal. Pengacara akhirat yang akan dapat menyelamatkan kita dari hotel prodeonya Allah, penjara yang lebih dari sekedar kurungan. Bui tanpa batas waktu, bahkan siksaan tanpa mengenal kata selesai. Karena itu, kita mesti mempersiapkan pengacara akhirat kita dengan sungguh-sungguh dan matang. Tidak saja asal melakukan sahalat demi menggugurkan kewajiban semata.
Perhatikanlah, sahabat-sahabatku. Seperti halnya para koruptor yang telah terbukti bersalah terhadap Negara dengan mencaplok harta rakyatnya, ketika disidang di muka hakim, mereka tidak cukup didampingi dengan hanya seorang pengacara saja. Mereka rela menghabiskan puluhan juta bahkan ratusan juta, untuk membayar pengacaranya yang dipercaya dapat memutihkan kesalahannya, minimal dapat meringankan hukumannya. Pengacara itu jumlahnya kadang sampai puluhan dan menjadi sebuah team pembelanya di muka pengadilan. Setelah menerima bayaran yang tinggi, para pengacara itu kemudian berusaha habis-habisan untuk membela kliennya di muka hakim. Meskipun mereka tahu yang mereka bela adalah orang yang nyata-nyata bersalah. Tetapi karena mereka telah dibaguskan oleh kliennya, maka yang salah pun diupayakan di muka hakim supaya tidak terlihat salah. Dibuatlah berbagai macam alasan bahkan alibi untuk menghindarkan kliennya dari kesalahan.
Nah, seperti itulah kelah pengacara akhirat kita akan berjuang di hadapan Allah untuk membela agar Sang Maha Hakim memutihkan kesalahan kita. Karena itu, jika kita merasa menjadi hamba yang merasa memiliki dosa yang sedemikian besar terhadap Allah, sebagaimana halnya para koruptor yang bersedia membuat pengacara menjadi sebuah team, maka kita juga tentulah tidak cukup hanya dengan satu pengacara akhirat. Itulah sebabnya Allah sediakan shalat-shalat lainya selain shalat wajib. Ini dikandung maksud, siapa saja yang tidak hanya mendirikan shalat wajib, tetapi juga menambahnya dengan shalat-shalat lainnya yang bernilai sunnah, dluha, rowatib, tahajjud, tasbih, istikharah, hajat dan lain-lainnya, sesungguhnya ia tengah berusaha membuat sebuah team pengacara akhirat yang akan membelanya di muka pengadilan Allah.
Sahabat-sahabatku, dalam majlis ngaji batin ini, saya selalu ingin mengajak diri saya pribadi yang masih berlumur dosa, dan kepada engkau semua. Marilah kita kenali shalat kita. Kita bangun menjadi sebuah team pengacara yang handal di hadapan Allah, dengan membaguskannya tidak saja dengan niat untuk menggugurkan kewajiban sebagai muslim. Tetapi lebih karena kita butuh pembela di hadapan persidangan agung yang hakimnya Allah, seadil-adilnya hakim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar